Minggu, 31 Mei 2009

IKLAN KOMPARATIF PEPSI VS COCA COLA

Sifat komparatif iklan di Indonesia masih dalam jalur etika. Di luar negeri (USA) justru dilakukan terang-terangan. Contohnya Coca cola Vs Pepsi. Berikut ini akan dipaparkan bagaimana dua merek produk minuman katagori soft drink “berseteru” merebut pasar di USA.




Setelah sukses dengan bahasa kompanye iklan “It’s The Real Thing” pada tahun 1969 Kemudian tahun 1990 memposisikan dirinya kembali sebagai “The Real Thing” dengan slogannya “You Can't Beat the Real Thing” yang artinya bahwa Coca-Cola merupakan minuman cola yang asli dan original alias klasik. Ini berarti selain Coca Cola pastilah tiruan. Menghadapi kampanye iklan ini Pepsi membalasnya dengan menyatakan dirinya “Generation next” ada ekpresi artinya Coca-Cola sudah terlalu kuno dan tua. Persaingan antara Coca-Cola dengan Pepsi sudah berlangsung lama. Untuk penguasaan market share pada tahun 1980 di USA Coca-Cola menguasai 24,3% sedangkan Pepsi 18,0%. Sisanya dikuasai oleh 8 merek lainnya masing-masing dibawah 6 %. Termasuk didalamnya Diet Pepsi sebesar 2,6% Untuk lebih jelasnya dapat dilihat table penguasaan market share Soft Drinks di USA.


Nampaknya untuk mengatasi persaingan hampir setiap tahun Coca-Cola melakukan perubahan slogan. Kita dapat membayangkan bagaimana ketatnya persaingan antara Coca-Cola melawan Pepsi untuk memperoleh penguasaan market share. Gambar berikut ini merupakan contoh-contoh iklan Coca-cola dengan berbagai slogannya.



Perang alias tarung bebas terbuka antara Pepsi dengan Coca-cola rupanya sangat seru dan menjadi daya tarik public. Situs-situs diinternet banyak memanfaatkan peseteruan diantara mereka. Gambar-gambar menarik yang menggambarkan pesan yang menjatuhkan baik dalam kata-kata maupun bentuk visual. Tidak jelas apakah gambar-gambar di situs web yang banyak menekan Coca-Cola tersebut bersumber dari Pepsi ataui hanya kreatifitas orang-orang saja. Seluruh public mencuraigai bahwa semua itu datang dari kubui Pepsi sendiri, karena belakangan Pepsi lebih agresif mengkompanyekan serangan terhadap Coca-Cola.

Gambar-gambar berikut ini merupakan gambar ilustrasi tentang serangan Pepsi terhadap Coca-Cola.



Ternyata merek memiliki sifat seperti manusia, cerdik dalam memanfaatkan keadaan. Serangan Pepsi yang gencar belakangan rupanya tidak terlalu dibalas oleh Coca-Cola. Layaknya seperti manusia yang teraniaya akhirnya justru memperoleh simpati dari masyarakat. Coca-Cola dianggap sebagai produk yang lebih dewasa, tidak arogan dalam menangani keadaan. Disinilah Pepsi akhirnya kurang memperoleh simpati. Perkembangan tersebut membuat Pepsi menjadi sadar, kemudian menghentikan kampanye kerasnya, mulai dengan cara yang lembut dan berupaya merebut simpati public. Pada bulan April 2000 diwujudkan oleh Pepsi dalam pesan iklannya sebagai “We Love Coca-Cola” sebuah ending yang manis dan politis.


Sumber: tulisan ini diadopsi dari Agung Teja Kusuma, Kasus Iklan Komparatif Pepsi VS Coca Cola, dalam Dasar-Dasar Pengiklanan, 2003

1 komentar:

  1. Sebuah ulasan yang sangat menarik.. Kebetulan saya sedang menjalani usaha kecil dibidang Jasa dokumentasi untuk acara2 pernikahan, dll.. Ini sangat menjadi masukan buat saya apalagi saya juga adalah siswa bapak di Kelas Manajemen Eksekutif Universitas Mahasaraswati. Ini adalah kuliah yang paling aplikatif yang pernah saya jumpai. Saya sumgguh berterima kasih atas ulasan diatas karena menjadi tuntunan saya dalam menghadapi kompetitor dalam usaha sejenis. Untuk posting terbaru sangat dimohon updatenya. Terimakasih ( gedesetyabudhi@gmail.com )

    BalasHapus