Selasa, 02 Juni 2009

MENGAPA PERLU MEMPELAJARI MOTIVASI

Alasan mengapa para ahli manajemen sangat perlu mempelajari motivasi. Karena motivasi sangat mempengaruhi performance kerja. Dari formasi berikut dapat dilihat varabel yang mempengaruhi performance kerja adalah kemampuan kerja dan motivasi kerja.
Masalah klasik dari jaman dahulu sampai sekarang yang selalu dihadapi oleh manajer adalah dua kelompok besar yang memiliki dimensi banyak, yaitu;
  • PROBLEM MOTIVASI KERJA: Kebiasan kerja yg buruk, seperti tidak disiplin, suka bolos, mencari komisi untuk pembelian alat kantor, suka ngaret jam istirahat, menggunakan telpon perusahaan untuk pribadi, ngerumpi, gosip, dan lain sebagainya.

  • PROBLEM KEMAMPUAN KERJA: masalah kualitas kerja yg tidak sesuai dg harapan. Ini menyangkut masalah pengetahuan dan keterampilan.

Kedua masing-masing variabel tersebut kalau dicari faktor yang mempengaruhi adalah; Varabel motivasi sangat dipengaruhi oleh karakter atau kepribadian karyawan dan lingkungan kerja dan rumah tangga. Sedangkan kemampuan kerja sangat dipengaruhi oleh seberapa besar pengetahuan yang dimiliki, dan tingkat keterampilan karyawan yang bersangkutan.


Secara matrik kedua masalah besar ini (motivasi dan kemampuan kerja) dapat dipakai untuk memetakan kondisi karyawan, dalam bentuk empat blok.


Kita dapat melakukan pemetaan dengan melihat kompoisi jumlah karyawan yang masung dalam masing-masing katagori empat blok yang telah disebutkan diatas. Dari Hasil penilaian prestasi kerja dan pengamatan para penyelianya kita dapat menentukan mana karyawan yang motivasi rendah dan keterampilan rendah, motivasi tinggi-kemampuan kerja tinggi, motivasi tinggi-kemampuan kerja rendah, dan motivasi rendah-kemampuan kerja tinggi.

Komposisi ini dapat saja berubah, ada kalanya karyawan berada dalam motivasi tinggi tetapi dalam kondisi tertentu motivasi menjadi rendah. Sangat dipengaruhi oleh faktor longkungan dan karakter karyawan. Mungkin bonus atau kenaikan gajih yang ditunda bisa saja menjadi penyebabnya.

Motivasi dapat ditularkan. Ketika lingkungan kerja termotivasi, maka karyawan yang tidak termotivasi dapat ditularkan. Begitu pula sebaliknya. Jika sebagaian besar karyawan berada pada motivasi tinggi-kemampuan tinggi, maka karyawan lain mungkin akan mudah mengikutinya. Masalah menjadi tidak diinginkan jika terjadi sebaliknya, yaitu sebagaian besar tidak termotivasi.

Sumber: Agung Teja Kusuma, SE., MM, Motivasi, 2003